AIRPORT EMERGENCY EXERCISE (AEE) 2024
Tanggal 28 November 2024 Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) menggelar Airport Emergency Exercise
(AEE) 2024 dengan tema “Encounter Crisis Through Collaboration” dalam
rangka evaluasi kemampuan seluruh pemangku kepentingan dalam menghadapi
skenario keadaan darurat di lingkungan bandara yang mengacu pada Peraturan
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP479 Tahun 2015 tentang rencana
penaggulangan keadaan darurat bandar udara.
Airport
Emergency Exercise (AEE) 2024 ,sebuah latihan penanggulangan keadaan
darurat yang menjadi bagian dari upaya memastikan kesiapan prosedur dalam
dokumen Airport Emergency Plan (AEP). Selain itu AEE 2024 bertujuan
untuk melatih pola koordinasi antarunit, baik internal maupun eksternal, serta
memastikan pelaksanaan prosedur operasional standar (SOP) berjalan sesuai
rencana. Selain itu, evaluasi terhadap dokumen AEP diharapkan dapat
mengidentifikasi peluang perbaikan dan penyesuaian guna meningkatkan kesiapan
operasional di masa mendatang.
Latihan
ini menitikberatkan pada komando, koordinasi, dan komunikasi yang efektif, baik
di tingkat taktis melalui Mobile Command Post (MCP) maupun strategis
melalui Emergency Operation Center (EOC). Bandara Soekarno-Hatta menggandeng
berbagai pihak, seperti BNPB, Polres Bandara Soetta, TNI, JATSC, OTBAN, BMKG, BBKK,
Imigrasi Soetta, Pertamina, maskapai penerbangan, dan instansi terkait lainnya,
untuk memastikan sinergi dalam menangani keadaan darurat.
Dalam
simulasi kali ini, sebuah pesawat Airbus A330-300 milik maskapai SUPER PREMIUM
Air dengan rute Hongkong (HKG) menuju Jakarta (CGK) mengalami kerusakan sistem
hidrolik (hydraulic failure – main landing gear) saat mendekati fase pendaratan.
Pilot memutuskan untuk tetap mendarat di Runway 2 (07L). Namun, kerusakan
tersebut berdampak pada sistem pengereman yang tidak berfungsi, menyebabkan
roda terkunci dan memicu kebakaran akibat gesekan dengan landasan. Pesawat
akhirnya berhenti di posisi GRID B8, memblokir landasan pacu. Petugas ARFF
(Aircraft Rescue and Fire Fighting) langsung bergerak cepat untuk memadamkan
api dan mengevakuasi penumpang dengan dukungan unit-unit terkait yang bekerja
sesuai prosedur.
Dwi
Ananda Wicaksana, General Manager Bandara Soekarno-Hatta mengatakan, pentingnya
latihan ini dalam memastikan kesiapan operasional bandara. “Latihan ini
bertujuan untuk menguji pola koordinasi, prosedur, dan dokumen AEP yang kami
miliki. Selain memastikan setiap unit dapat menjalankan perannya dengan baik,
latihan ini juga menjadi sarana evaluasi guna meningkatkan efektivitas dalam
menghadapi situasi serupa di masa depan,”.
Selain
itu, ia menekankan pentingnya sinergi antar unit di lingkungan sebagai bandara
dengan banyak pemangku kepentingan, koordinasi eksternal adalah tantangan
tersendiri. Latihan ini membantu memastikan komunikasi dan kolaborasi antar lembaga
berjalan tanpa tumpang tindih, sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik
dalam penanganan keadaan darurat.
Bandara Soekarno-Hatta terus berkomitmen untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan operasionalnya. Dengan persiapan yang matang dan evaluasi berkelanjutan, bandara siap menghadapi berbagai tantangan, termasuk periode padat seperti Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 yang akan segera tiba
Perbedaan konsep pelaksanaan AEE tahun sebelumnya dengan
AEE tahun 2024 :
1.
Mengedepankan komando, koordinasi, dan komunikasi di
level tactical (MCP) dan strategic (EOC) dalam penanggulangan keadaan darurat
di bandar udara.
2.
Pemenuhan kebutuhan dan penanganan dampak atau
akibat dari penanggulangan keadaan darurat oleh unit-unit internal PT. Angkasa
Pura Indonesia
3. Proses operasi pemadaman dan penyelamatan korban disimulasikan dengan take video (menggunakan video pelaksanaan AEE periode sebelumnya)
4. Mensimulasikan Traffic Management (base on A-CDM) dan Delay Management (MOT)
"Salam Sehat.. Sehat Indonesiaku.."